A. Motivasi
Pengertian :
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh
Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia
mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
- kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
- kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
- kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
- kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
- aktualisasi diri (self actualization),
dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan
nyata.
B. Komunikasi
Pengertian komunikasi menurut :
- Everret M. Rogers
Cara melakukan komunikasi ada 2 yaitu :
- Komunikasi Searah
mis. pidato kenegaraan
- Komunikasi Dua Arah
ada terjadi tanya-jawab
mis. saat guru mengajar, seminar, dll
C.
Konflik
· Pengertian Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
·
Faktor-faktor penyebab konflik
1.
Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap
manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu
yang dapat memicu konflik.
3.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan,
pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam
waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan
yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi
untuk tujuan yang berbeda-beda.
4.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara
cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah
itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan
upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser
menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Asumsi
setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik. Terdapat
5 kecenderungan:
Ø
Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
Ø
Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
Ø
Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi
kerugian
Ø
Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
Ø
Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja
bersama-sama.
·
Akibat Konflik
Hasil dari
sebuah konflik adalah sebagai berikut :
§
Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
§
Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
§
Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci,
saling curiga dll.
§
Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
§
Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para
pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat
memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi;
pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan
pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
§
Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan
percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
§
Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan
percobaan untuk "memenangkan" konflik.
§
Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan
yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
§
Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk
menghindari konflik.
·
Cara Mengatasi
Konflik
1. Elimination,
yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang
diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan
sebagainya.
2. Subjugation
atau domination,
yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa
orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang tentu cara ini bukan suatu cara
pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
3. Majority
rule,
yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan
tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority
consent,
yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang
diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa
dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
6. Integrasi,
yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat
sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.
D.
Kepemimpinan
·
Pengertian kepempinan menurut :
Dubin , 1951,
Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
·
Macam-macam Kepemimpinan :
1.
Gaya kepemimpinan
Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
Pada
kepemimpinandemokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan.
Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi
tinggi dengan komitmen yang bervariasi
2. Gaya kepemimpinan Bebas
Pemimpin
jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.Gaya
kepemimpinan demokratis kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling
dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran
utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh
untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian,
pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.
3. Gaya
Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah
gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
4. Gaya
Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin
jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
5. Gaya
Kepemimpinan Karismatik
Kelebihan
gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona
dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan
gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.
Mungkin,
kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan
peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk
datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak
dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan
alasan, permintaan maaf, dan janji.
6. Gaya
Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan
gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang
seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih
ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya,
dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran
dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya,
mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa
sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan
tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang
membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
7. Gaya
Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan
otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu
menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu
adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah –
langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah
kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan
tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah
prinsip hidupnya.
8. Gaya
Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan
seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka
memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar,
murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang
yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan
seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang
bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya
akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
E.
Pengembangan
Karier
Karir
adalah sebagai rangkaian pengembangan dari pengalaman kerja individu dari waktu
ke waktu.
·
Konsep Karier
1. Pengembangan karier secara individual
1) Prestasi kerja
2) Exprosure
3) Permintaan berhenti
4) Kesetiaan organisasional
5) Mentors dan sponsor
6) Kesempatan-kesempatan untuk
tumbuh.
2.
Pengembangan karir secara organisasional
Pengembangan karier seharusnya memang tidak tergantung pada usaha-usaha
individual saja, sebab hal itu kadang kala idak sesuai dengan kepentingan
organisasi, untuk memungkinkan sinkronnya dengan kepentingan organisasi, maka
pihak bagian yang berwenang untuk itu, yakni departemen personalia, dapat
mengatur perkembangan karier para karyawan/ anggota organisasi. Misalnya dengan
mengadakan program-program latihan, kursus-kursus pengembangan karier dan
sebagainya. Dalam hal ini lebih mantap lagi apabila pihak pimpinan
organisasi dapat menyetujui dan merestui program-program departemen personalia
tersebut. Sehingga dengan demikian pihak menejemen (pimpinan) selalu
”well-informed” mengenai upaya-upaya karier personalia dalam organisasinya.
·
Pilihan Pengembangan Karier
Pengembangan karir itu sendir mempunyai arah atau jalur-jalur serta pilihan yang akan memberikan kepada setiap karyawan untuk mengembangkan karirnya sepanjang arah itu mencerminkan tujuan dan kemapuannya.
Pilihan arah yang ingin dikembangkan merupakan kesempatan yang baik bagi karyawan itu sendiri di manapun dan kapanpun. Pilihan arah atau jalur pengembangan karier meliputi.
1) Enrichment
2) Lateral
3) Vertical
4) Relocation
5) Exploration
6) Realignment
Yaitu pergerakan kearah bawah yang mungkin dapat merfleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi karyawan untuk mengurangi resiko, tanggung jawab, dan stress, menempatkan posisi karyawan tersebut kearah yang lebih tepat yang sekaligus sebagai kesempatan atau peluang yang baru.
BAB 2 ALASAN
MOTIVASI
Saya
memilih teori motivasi yang dikembangkan
oleh Abraham H. Maslow karena sependapat dengan pemikiran saya bahwasannya manusia
itu mempunyai 5 tingkat kebutuhan yang tidak bisa dihilanghkan dari kehidupan
manusia.
KOMUNIKASI
Untuk
teori komunikasi saya lebih memilih komunikasi dua arah karena informasi dapat
dengan cepat didapat dan dapat cepat dipahami apabila salah satu dari pembicara
tidak jelas dalam penyampaiannya.
KONFLIK
Konflik merupakan suatu bumbu dalam
kehidupan, namun tidak ada alasan untuk memecah belah antar kelompok. Kita tidak boleh meremehkan masalah
yang kecil karena masalah yang kecil jika terus dibiarkan maka akan membesar
karena masalah itu harus segera diselesaikan agar tidak ada masalah lain yang
masuk ke dalam masalah yang sedang kita belum selesaikan.
KEPEMIMPINAN
Gaya
kepemimpinan yang cocok dengan saya dan dalam kehidupan bernegara adalah gaya
kepemimpinan demokratis, karena gaya kepemimpinan seperti ini mau menerima
masukan dan inspirasi serta kritikan yang berasal dari orang-orang yang dia
pimpin demi perbaikan masing-masing.
PENGEMBANGAN KARIER
Pengembangan karir sangat
penting ketika kita sedang berkarir dalam pekerjaan apapun, dan tuntutan yang
dibutuhkan adalah prestasi, keahlian, dan mental yang kuat untuk memenangi
persaingan dengan cara yang sehat tentunya.
BAB 3 KESIMPULAN
MOTIVASI
Berangkat
dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin
mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi
juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan
berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Dan motivasi sangat
dibutuhkan untuk menyemangati diri.
KOMUNIKASI
Untuk komunikasi lebih efektif dua
arah karena informasi yang didapat diperjelas apabila ada yang kurang atau
tidak di pahami. Dan komunikasi seperti ini dapat mempermudah dalam hubungan
antar kelompok.
KONFLIK
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
KEPEMIMPINAN
Persoalan
mengenai kepemimpinan merupakan wacana panjang yang senantiasa diperdebatkan
oleh berbagai lapisan masyarakat. Hal tersebut merupakan suatu fenomena wajar
di tengah-tengah sebuah bangsa yang demokratis. Hal ini merupakan perwujudan
dari kebebasan berpendapat setiap individu. Namun menjadi tidak wajar jika
perdebatan tersebut mengerucut kepada proses pembenaran bukan pada kebenaran.
PENGEMBANGAN
KARIER
0 komentar:
Posting Komentar